Berlibur saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Cianjur tentunya tidak lengkap jika tidak mencicipi makanan khas nan legendaris, diantaranya sate maranggi, geco hingga roti popon. Bahkan makanan ini tetap eksis di tengah perkembangan zaman.
Berikut tiga makanan khas dan legend Cianjur yang harus dicoba saat libur Nataru :
1. Sate Maranggi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi wisatawan yang kerap berlibur ke Cianjur tentunya sudah tidak asing dengan makanan yang satu ini. Dari Cipanas hingga wilayah perkotaan terdapat banyak penjual sate maranggi, dimana salah satunya yang terkenal berada di Jalan Raya Cipanas dan di Jalan KH Hasyim Asyhari.
Sate maranggi memiliki keunikan dibandingkan sate lainnya, dimana sebelum dibakar daging sapi yang menjadi bahan utama sate ini dimarinasi atau dibacem dengan beragam rempah.
![]() |
Baceman itu membuat rasa sate maranggi lebih kaya, dengan dominan rasa manis karena menggunakan gula aren sebagai salah satu bahan baceman.
Sate maranggi biasanya dihidangkan tidak dengan sambel kacang, tetapi dengan sambel oncom dan cawe rawit utuh. Sate ini bisa disantap dengan nasi putih, nasi kuning, atau ketan bakar.
2. Geco
Makanan ini merupakan salah satu makanan legend di Cianjur. Namanya yakni Geco atau singkatan dari Toge dan Tauco. Sesuai dengan namanya, makanan ini berbahan dasar tauge atau toge dengan dengan olahan tauco sebagai bumbunya.
Makanan ini sangat populer di tahun 1950 hingga tahun 2000-an. Namun eksistensinya mulai redup seiring perkembangan zaman. Hanya tersisa dua penjual yang saat ini masih bertahan dan menolak Geco punah.
![]() |
Sekadar diketahui, untuk menyajikan makanan ini, mula-mula bahan utama yakni toge direbus selama sekitar 5 menit di atas wajah khusus berisi sedikit air. Setelah matang, toge pun diangkat dan disimpan di atas daun pisang yang menjadi pengganti piring atau mangkuk.
Selain itu irisan ketupat, tahu, dan tempe pun kemudian disusun di atasnya. Sebagai pelenggkap dan juga yang menjadi pembeda dengan toge goreng, mie aci atau yang juga dikenal mie golosor pun ditambahkan.
Tak ketinggalan dan yang paling penting, kuah tauco yang sudah diracik dengan bumbu dan rempah lainnya disiramkan di atasnya dengan ditambahkan sedikit cuka aren.
Rasa manis, asam, gurih menjadi perpaduan yang sempurna. Membuat lidah begitu dimanjakan. Dan bagi penyuka pedas, bisa ditambahkan sambal cabai merah.
3. Roti Popon
Kuliner ini lebih tua lagi daripada Geco. Bahkan kuliner bernama Roti Popon ini sudah ada sejak 1935 atau sebelum masa kemerdekaan Indonesia.
Roti Popon ini bisa kita temui di sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto. Di kawasan tersebut, berjejer pedagang roti tradisonal, dengan yang khasnya yakni roti popon.
Roti popon ini terdiri dari enam buah roti dengan taburan gula putih di atasnya. Roti ini memiliki lebih berserat dibandingkan roti saat ini yang terbilang lebih lembut. Namun kekhasannya itu yang membuat ketagihan.
![]() |
Roti tradional yang legendaris ini juga diproduksi oleh pabrik roti yang juga legendaris. Bahkan pabrik roti bernama Tan Keng Cu ini sudah ada sejak 1935 dan kini dipegang oleh generasi keenamnya.
Awalnya pabrik roti Tan Keng Cu hanya memproduksi roti belanda yang dipesan oleh tokoh-tokoh Belanda yang berada di Cianjur. Namun pasca kemerdekaan, pabrik itu akhirnya memproduksi roti untuk masyarakat Cianjur, dengan cita rasa dan tekstur yang lebih diminati masyarakat lokal.
Seiring perkembangan zaman, dirinya juga memproduksi roti lain, mulai dari roti manis dengan aneka isian rasa, roti tawar, hingga roti kering.
Pelanggannya pun bukan hanya warga lokal, tetapi wisatawan dari luar kota. Harganya pun sangat terjangkau, yakni hanya Rp 3.500 untuk satu pack roti popon beritikan enam buah roti.
(yum/yum)